HANYA SEBATAS TATAPAN
Aku hanya menatap matamu. Sementara itu kau juga menatap mataku. Kita saling menatap. Hingga mata kita saling bertatapan. Rindu pada sebuah titik temu, tatapan itu mencair. Jadi titik-titik resah yang mulai membasahi perasaan kita.
Pertemuan kita tidak setiap hari bisa terjadi. Aku sadari hal ini dalam-dalam. Aku sangat berharap kau juga menyadari hal ini pula. Inginku kumemelukmu dan menceritrakan semua tentang cinta kita, namun Itu hanya akan menambah jumlah lukaku. Sebab kita dibatasi oleh jarak.
Antara aku dengan kau ada jurang yang merentang dengan lebarnya. Ada jarak yang memisahkan kita. Jarak itu terlalu mustahil bagiku. Aku sendiri memang merasa tidak sanggup untuk memelukmu secara utuh dan lengkap. Sebab pada dasarnya untuk memiliki dirimu diperlukan seperangkat persyaratan yang harus kuakui sulit untuk memenuhinya. Hal ini aku sadari benar-benar. Tapi biarlah aku melambungkan khayalku tentang kamu. Setidaknya, biarlah aku mencoba berilusi bahwa kau telah kumiliki secara utuh dan lengkap. Itu lebih baik, ketimbang tidak sama sekali aku miliki dirimu.
Komentar
Posting Komentar